Search This Blog

Kamis, 04 Juni 2009

Sabar

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (Q.S Ali Imran [3]: 200)

Kalimat awal ya ayyuhal lazi Naamanu” adalah panggilan kesayangan kepada orang-orang yang beriman. Kata “Ishbir” menunjukkan kesabaran pada momen-momen tertentu. Sedangkan “Washbiru” menunjukkan kesabaran pada saat kita berada dalam kenikmatan dan kesenangan.

Kesabaran adalah karakter

Kesabaran akan menjadi karakter apabila dilandasi oleh cinta kepada Allah Swt. Kesabaran dalam konteks berjamaah adalah kesabaran produktif. Sehingga dengan kesabaran yang kita lakukan akan meningkatkan knierja kita secara pribadi dan jamai dalam berdakwah dan memberikan pelayanan bagi masyarakat.

Sabar menuntut kesiapsiagaan

Lalu kata “wa rabithu” menunjukkan kesiapsiagaan dalam segala kesempatan. Baik di kala senang ataupun susah. Siap siaga dalam kondisi apapun dari hal-hal yang bisa merusak iman dan aqidah kita baik pribadi maupun keluarga. Dalam konteks berjamaah bersiap-siaga dalam menjaga keutuhan jamaah.

Kerusakan keimanan karena sikap cuai saat sekarang ini banyak sekali terjadi. Maka dalam kesiapsiagaan ini kita mejaga agar setiap serangan itu tidak masuk dalam lingkaran kekuatan kita. Maka spesialisasi ilmu dan amanah itu sangat diperlukan dalam kehidupan berjamaah.

Sabar dalam kesiapsiagaan akan mendatangkan kemenangan (falah)

Kemenangan atau keberuntungan yang dalam ayat ini di wakili kata “falah” adalah kesuksesan di dunia dan akhirat. Sehingga Rasulullah pernah bersabda,

” sungguh beruntung seorang mukmin itu, dikala mendapat nikmat mereka bersyukur dan di kala mendapat musibah mereka sabar. Dan kedua hal itu baik bagi mereka.”

(Kamar Kostku, Kamis, 11 jumadil Tsani 1430 H/ 04 Juni 2009 M 11:40 WIB)

Tidak ada komentar: