عن أبي هريرة عبدالرحمن بن صخر رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ما نهيتكم عنه فاجتنبوه وما أمرتكم به فأتوا منه ما استطعتم , فإنما أهلك الذين من قبلكم كثرة مسائلم واختلافهم على أنبيائهم
Dari Abu Hurairah, 'Abdurrahman bin Shakhr radhiallahu 'anh, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah bersabda : "Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)"
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (Q.S Ali Imran [3]: 200)
Kalimat awal “ya ayyuhal lazi Naamanu” adalah panggilan kesayangan kepada orang-orang yang beriman. Kata “Ishbir” menunjukkan kesabaran pada momen-momen tertentu.Sedangkan “Washbiru” menunjukkan kesabaran pada saat kita berada dalam kenikmatan dan kesenangan.
Kesabaran adalah karakter
Kesabaran akan menjadi karakter apabila dilandasi oleh cinta kepada Allah Swt. Kesabaran dalam konteks berjamaah adalah kesabaran produktif. Sehingga dengan kesabaran yang kita lakukan akan meningkatkan knierja kita secara pribadi dan jamai dalam berdakwah dan memberikan pelayanan bagi masyarakat.
Sabar menuntut kesiapsiagaan
Lalu kata “wa rabithu” menunjukkan kesiapsiagaan dalam segala kesempatan. Baik di kala senang ataupun susah. Siap siaga dalam kondisi apapun dari hal-hal yang bisa merusak iman dan aqidah kita baik pribadi maupun keluarga. Dalam konteks berjamaah bersiap-siaga dalam menjaga keutuhan jamaah.
Kerusakan keimanan karena sikap cuai saat sekarang ini banyak sekali terjadi. Maka dalam kesiapsiagaan ini kita mejaga agar setiap serangan itu tidak masuk dalam lingkaran kekuatan kita. Maka spesialisasi ilmu dan amanah itu sangat diperlukan dalam kehidupan berjamaah.
Sabar dalam kesiapsiagaan akan mendatangkan kemenangan (falah)
Kemenangan atau keberuntungan yang dalam ayat ini di wakili kata “falah” adalah kesuksesan di dunia dan akhirat. Sehingga Rasulullah pernah bersabda,
” sungguh beruntung seorang mukmin itu, dikala mendapat nikmat mereka bersyukur dan di kala mendapat musibah mereka sabar. Dan kedua hal itu baik bagi mereka.”
(Kamar Kostku, Kamis, 11 jumadil Tsani 1430 H/ 04 Juni 2009 M 11:40 WIB)
عن أبي عبدالله النعمان بن بشير رضي الله عنهما قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول " إن الحلال بين و الحرام بين , وبينهما مشتبهات قد لا يعلمهن كثير من الناس , فمن اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه , ومن وقع في الشبهات فقد وقع في الحرام , كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه , ألا وأن لكل ملك حمى , ألا وإن حمى الله محارمه , إلا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله , وإذا فسدت فسد الجسد كله , ألا وهي القلب
Dari Abu 'Abdillah An-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma berkata,"Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya yang Halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara yang samar-samar, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, maka barangsiapa menjaga dirinya dari yang samar-samar itu, berarti ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan barangsiapa terjerumus dalam wilayah samar-samar maka ia telah terjerumus kedalam wilayah yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang maka hampir-hampir dia terjerumus kedalamnya. Ingatlah setiap raja memiliki larangan dan ingatlah bahwa larangan Alloh apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.
[Bukhari no. 52, Muslim no. 1599]
Dalam syarah hadist ini dinyatakan bahwa Wara’ adalah ¼ dari agama. Karena Allah memberikan pengertian apa saja yang diharamkan dan makna halal. Hal ini adalah standar taqwa baik dalam nilai maupun amal.
Beberapa pendapat tentang Syubhat
1.Halal yang tercampur dengan sedikit haram
2.Jelas haramnya tercampur dengan yang halal
3.Sesuatu yang belum jelas hukumnya dalam teks Alqur’an, Hadist dan juga tidak ada Ijma’ para Ulama.
Namun, syubhat beda dengan keraguan yang dibisikkan oleh syetan. Karena keraguan akan ditanamkan syetan kepada oran yang tidak punya ilmu mengenai halal dan haram.Tingkat mampu membedakan semua inilah yang disebut sebagai wara’.
Sikap wara’ sangat diperlukan oleh seorang dai yang berinteraksi dengan masyarakat, baik dalam kpemilikan umum, level amanah eksekutif dan legislative. Sehingga dai tidak hanya akan terhindar dari jeratan korupsi, juga harus terhindar dari jeratan haram dan syubhat.
Sikap wara’ ini berasal dari hati.
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih(Q.S Asy-Syu'araa' [26]: 89)
hatilah yang akan memberitahukan kita bahwa kita sudah berbuat dosa,maksiat, memakan yang haram atau syubhat.
5 cara menjaga hati :
1.Tilawah dan tadabbur Al-Qur’an
2.Puasa (mengosongkan perut)
3.Berkumpul dengan orang-orang shalih
4.Sholat malam
5.Bermunajat di penghujung malam
(kamar Kostku, Rabu, 10 Jumadil Tsani 1430 H/ 03 Juni 2009 M 22:07 WIB)
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar(Q.S An-Nisa’ [4]: 145-146)
Mereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menta'birkan mimpi itu." (Q.S Yusuf [12]: 44)
Belajar dari Nabi Yusuf
Nabi Yusuf As sebenarnya dengan menakwilkan mimpi sang raja mengajarkan kepada kita fungsi perencanaan dalam suatu komunitas. Perencanaan yang baik inilah yang nantinya akan membawa kita pada sifat qonaah, menerima ketetapan Allah Swt. Perencanaan bukan hanya dalam komunitas, tetapi juga ada dalam level pribadi setiap individu. Perencanaan pribadi itu adalah sunnah dan disyariatkan.
Allah juga melakukan perencanaan dengan pentahapan pencitaan alam semesta, pentahapan penciptaan makhluk. Padahal Allah berkuasa untuk tidak melakukan pentahapan. Sebenarnya ini menunjukkan kepada kita bahwa perencanaan itu penting.
Bahkan musuh manusia yang paling besar, Iblis, juga menyampaikan perencanaan makarnya kepada Allah Swt dan meminta waktu sampai hari kiamat untuk melaksanakan proyek perencanaannya tersebut.
Semangat Ilmu
Dalam bersikap qonaah ini perlu ilmu. Denganilmu itulah perencanaan akan terwujud dengan baik. Dengan bekal ilmu itulah maka nabi Yusuf memberanikan diri menawarkan tugas sebagai bendahara setelah ditawarkan oleh sang Raja bahwa ia akan menjadi orang kepercayaannya.Sehingga dapat kita ambil pelajaran bahwa semangat kita bekerja akan sebanding dengan ilmu yang kita punyai mengenai pekerjaan tersebut.
Sehingga benarlah perkataan Imam Hasan Al Banna,” batas semangat pada ilmu adalah pada sosok yang ahli dengan ilmunya.” Maksudnya kita betul-betul mengetahui apa yang kita kerjakan. Sehingga kalau hasilnya kurang memuaskan kita dapat memahami bahwa itulah hasil dari ilmu yang kita miliki. Dan semgat inilah yang disebut qona’ah.
Kehidupan berjamaah ini berat. Maka kita harus memperbanyak sabar dan menerima segala sesuatu apa adanya. Karena kehidupan berjamaah itu adalah nikmat. Dan itu adalah nikmat yang besar. Nikmat ini tidak akan dapat dimengerti dan dinikmati oleh orang yang tidak berjamaah.
Oleh karena itu, perbanyaklah sikap qona’ah. Tentu dengan membuat perencanaan terlebih dahulu. Dan perencanaan itu memerlukan ilmu yang sesuai dengan pekerjaan yang akan kita lakukan.
(kamar kostku, Rabu, 10 Jumadil Tsani 1430 H/ 03 Juni 2009 M 22:05 WIB)
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (Q.S Lukman [31]: 13)
Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). (Q.S An-Nahl [16]: 65)
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (Q.S. Al-An’am [6]: 162-163)
Ketaatan akan bernilai, bermakna dan bermanfaat jika kita ikhlas. Keikhlasan itu hanya kita dan AllahSwt yang mengetahuinya, orang tidak mengetahuinya.
Urgensi Ikhlas dalam dakwah
Ikhlas dalam manhaj dakwah kita dimasukkan dalam bab Arkanul Bai’ah setelah pemahaman. Pemahaman ini lah yang membuat syetan tidak kuasa bertemumuka dengan Umar Ibn Khattab. Pemahaman dan keikhlasan itu membentengi dirinya dari godaan syetan. Para ulama juga meletakkan ikhlas pada awal-awal pendahuluan dari kitabnya. Contohnya pada hadist Arbain Imam Nawawi dan kitab Shahih Bukhari.
Dalam fiqh dakwah ikhlas adalah tahapan pertama untuk mencapai semboyan Allah Ghoyatuna. Kezuhudan juga merupakan cerminan dari keikhlasan. Yang dimaksud zuhud di sini adalah hal-hal yang bersifat duniawi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas amalnya.
Tidak ada jaminan seorang dai rusak niatnya dalam tataran dakwah. Contoh-contoh aktivitas yang akan merusak niat seorang dai antara lain :
1.Ingin tampil jadi tokoh atau dikenal di tengah masyarakat
2.Membangga-banggakan prestasi dakwah kita
3.Merasa tidak senang muslim lain mendapatkan kebaikan
4.Menuntut balas jasa (manfaat) dari amanah dakwah
5.Kritikan negatif mempengaruhiaktivitas amanah dalam dakwah
6.Tidak menerima amanah dalam tataran berjamaah
Ikhlas Itu energi Dakwah
Ikhlas itu memberikan energi dalam melakukan sesuatu. Contohnya: orang yang ikhlas dengan puasanya, beda tampilannya dengan orang yang tidak makan tapi tidak ikhlas (kelaparan). Syaikh Akhmad Yasin sangat cocok di contohkan dengan nilai keikhlasan ini. Seorang yang lumpuh, tua dan bicaranya tidak jelas bisa menyemangatkan para kaum muslimin Palestina dan membuat kekuatan Zionis Israel sangat ketakutan dengan sosok ringkih ini. Namun, energi Keikhlasan membuatnya sangat bersahaja dalam menantang Israel dan kekuatan Dunia.
Dalam dakwah kita harus ikhlas karena jamaah dakwah ini hanyalah sarana untuk mengerjakan amal saleh. Ikhlas akan menjadi fikrah sehingga amal kita menjadi produktif dan kreatif.
(kamar Kostku, Rabu, 10 Jumadil Tsani 1430 H/ 03 Juni 2009 M 20:50 Wib)